Kamis, 14 Mei 2015

contoh makalah studi sejarah kebudayaan islam

MAKALAH
STUDI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metodologi Studi Islam
Pengampu :
2.jpg

Disusun oleh :
Islakhul Qonitah ( 2013114193 )
Rosyidatul Khusna ( 2013114354 )


PRODI EKONOMI SYARI’AH
JURUSAN SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PEKALONGAN
2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Periodisasi Sejarah Kebudayaan Islam
Menurut Nourouzzaman Shiddiqie, periodisasi sejarah islam dapat disusun sebagai berikut.[1]
1.      Periode Klasik ( 600-1258 )
Periode ini sejak kelahiran Nabi Muhammad SAW sampai di dudukinya Baghdad oleh Hulagu Khan. Yang menjadi ciri dalam periode ini, dengan mengabaikan adanya dinasti-dinasti yang tumbuh dan tenggelam di masa Dinasti Abbasiyah, kepala negara dijabat oleh seorang dan dianggap sebagai pimpinan tertinggi negara walaupun hanya sekadar simbol.
2.      Periode Pertengahan ( dari jatuhnya Baghdad sampai ke penghujung Abad ke-17 )
Ciri periode ini ialah terpecah belahnya wilayah-wilayah yang dahulu berada di bawah satu kekuasaan Dinasti Umayyah di Andalusia menjadi tiga wilayah, Dinasti Usmaniyyah di Andalusia, Dinasti Mamluk di Mesir dan Dinasti Ilkhan dari Mongol yang berkuasa di Persia.
3.      Periode Modern ( Mulai Abad ke-18 )
Ciri periode ini adalah seluruh wilayah kekuasaan islam, baik langsung ataupun tidak berada dibawah cengkraman penjajahan Barat, Inggris dan Perancis. Di samping itu, dalam periode ini pula bangkitnya semangat nasionalisme ada bangsa-bangsa yang terjajah.[2]
Menurut Ahmad Al-Usairy,dalam At-Tarikh Al-Islami, menyebutkan periodisasi sejarah islam secara lengkap sebagai berikut.
1.      Periode Sejarah Klasik ( Masa Nabi Adam-sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW )
2.      Periode sejarah Rasulullah (570-632 M)
3.      Periode sejarah Khulafa’ur Rasyidin (632-661M)
4.      Periode Pemerintahan Bani Umayyah (661-749 M)
5.      Periode pemerintahan Bani Abbasiyah (749-1258 M)
6.      Periode pemerintahan Mamluk (1250-1517 M)
7.      Periode pemerintahan Usmani ( 1517-1923 M)
8.      Periode Dunia Islam Kontemporer (1922-2000 M).[3]

B.     Perkembangan Kebudayaan Islam pada masa N.Muhammad dan Kulafa’ur Rasyidin
Abu Bakar menjadi khalifah di tahun 632 M, tetapi dua tahun kemudian meninggal dunia. Masanya yang singkat banyak dipergunakan untuk perang riddah, yang ditimbulkan oleh suku-suku Bangsa Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada Madinah. Khalid bin Walid adalah jenderal yang banyak jasanya dalam mengatasi perang ini.
Setelah selesai perang, barulah Abu Bakar mulai mengirim kekuatan ke luar Arabia. Khalid bin Walid dikirim ke Irak dan dapat mengusai Al-Hirah di tahun 634 M. Di samping itu, dikirim pula tentara ke Syiria dibawah pimpinan tiga jenderal; Amr bin Ash, Yazid bin Abi Sufyan dan Syurahbil bin Hasanah.
            Usaha-usaha ini dilanjutkan oleh khalifah kedua, Umar bin Khattab (634-644 M). Di zamannyalah ekspansi pertama terjadi, kota Damaskus jatuh ditahun 635 M dan Syiria jatuh kebawah kekuasaan islam. Ekspansi diteruskan ke Mesir dibawah pimpinan Sa’ad bin Abi Waqash dan berhasil ditaklukkan. Al Qadisiyah, Al Madain ibu kota Persia juga berhasil di kuasai. Dengan adanya gelombang ekspansi pertama ini, kekuasaan islam meliputi selain Semenanjung Arabia juga Palestina, Syiria, Irak, Persia dan Mesir.
            Pada zaman Utsman bin Affan (644-656 M) Tripoli, Ciprus dan beberapa daerah lainnya dapat dikuasai, tetapi hanya sampai sini. Di kalangan umat islam mulai terjadi perpecahan karena masalah pemerintahan dan dalam kekacauan yang timbul akibat Ustman terbunuh.
Sebagai pengganti Ustman, Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah keempat(656-661 M) tetapi mendapat tantangan dari pihak pendukung Utsman, terutama Muawiyah, gubernur Damaskus, dari golongan Thalhah  ini dan Zubair di Makkah dan dari kaum Khawarij. Ali terbunuh dan Muawiyah menjadi khalifah kelima. Muawiyah selanjutnya membentuk Dinasti Bani Umayyah (661-750 M) dan ekspansi gelombang dua terjadi pada zaman dinasti ini.

C.    Perkembangan Kebudayaan Islam pada masa Umayyah dan Abbasiyah.
a.      Bani Umayyah
Dinasti Bani Umayyah didirikan oleh Muawiyah berumur kurang lebih 90 tahun dan di zaman ini ekspansi yang terhenti di zaman kedua khalifah terakhir dilanjutan.[4]
Khalifah-khalifah besar dari Dinasti Bani Umayyah adalah Muawiyah bin Abi Sufyan (661-680 M), Abdul Malik bin Marwan(685-705 M), Al-Walid bin Abdul Malik (705-715 M), Umar bin Al-Aziz (717-720 M), dan Hisyam bin Abdul Malik (724-743 M).
Daerah-daerah yang dikuasai islam dizaman dinasti ini adalah Spanyol, Afrika Utara, Syiria, Palestina, Semenanjung Arabia, Irak, sebagian Asia kecil, Persia, Afghanistan, Pakistan, Turkmenia, Uzbek, dan Kirgis (di Asia Tengah).
Ekspansi yang dilakukan Dinasti Bani Umayyah inilah yang membuat islam menjadi negara besar di zaman itu, timbullah benih-benih kebudayaan dan peradaban islam yang baru, walaupun Bani Umayyah banyak memusatkan perhatian kepada kebudayaan Arab.
Perubahan bahasa administrasi dari bahasa Yunani dan bahasa Pahlawi ke bahasa Arab dimulai oleh Abdul Malik. Inilah yang mendorong Imam Sibawaih untuk menyusun Al Kitab, yang selanjutnya menjadi pegangan dalam soal tata bahasa Arab. Perhatian kepada syair bahasa arab jahiliah kembali dan penyair-penyair Arab baru mulai muncul diantaranya Umar bin Abi Rabi’ah, Jamil Al Udhri.
Perhatian dalam bidang Tafsir, hadist, fiqh, dan ilmu kalam pada zaman ini mulai muncul, dan muncullah nama-nama seperti Hasan Al-Basri, Ibnu Shihab Az-Zuhri. Kufah dan Basrah di Irak menjadi pusat dari kegiatan ilmiah ini.
Masjid-masjid pertama diluar semenanjung Arab juga dibangun. Katedral St. John di Damaskus diubah menjadi masjid, membangun masjid Al-Aqsa. Monumen terbaik yang ditinggalkan pada zaman ini ialah Qubbah As-Sakhr (Dome of the Rock) yang terletak di Al-Quds.
Itulah kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh Dinasti Bani Umayyah. Kekuasaan dan kejayaan dinasti ini mencapai puncaknya di zaman Al-Walid I. Sesudah itu kekuasaan mereka menurun sehingga akhirnya ditumbangkan oleh Bani Abbasiyah di tahun (750 M).

b.      Bani Abbasiyah
Walaupun Abu Al-Abbasiyah (750-754 M) yang mendirikan Dinasti Abbasiyah, tetapi pembangun sebenarnya adalah Al-Mansur (754-775 M). Sebagai khalifah yang baru musuh-musuh ingin menjatuhkannya sebelum ia bertambah kuat, terutama golongan Bani Umayyah, golongan Khawarij, bahkan juga kaum syi’ah. Kaum syi’ah melihat bahwa Bani Abbasiyah memonopoli kekuasaan mulai mengambil sikap menentang.[5] Ia mendirikan Ibu Kota baru sebagai ganti Damaskus, Baghdad didirikan di dekat bekas Ibu Kota Persia, Chresipon tahun 762 M. Dalam bidang pemerintahan Al Mansur mengangkat wazir yang membawahi kepala-kepala Departemen, ia memilih Khalid bin Barmak dari Balkh di Persia.
Al-Mahdi (775-785 M) menggantikan Al-Mansur. Di masa pemerintahannya, perekonomian mulai meningkat. Pertanian ditingkatkan dengan mengadakan irigasi dan penghasilan beras, gandum, kurma, zaitun bertambah. Hasil pertambangan juga berkembang. Demikian pula dengan transit antara Timur dan Barat, Basrah menjadi pelabuhan yang penting.
Pada zaman Harun Ar-Rasyid (785-809 M) mencapai zaman keemasan. Ia mendirikan rumah sakit, pendidikan dokter dan membangun farmasi. Disamping itu, pemandian-pemandian juga didirikan, Buku- buku ilmu pengetahuan dan filsafat didatangkan dari Bizantium dan diterjemahkan kedalam bahasa arab. Harun Ar-Rasyid merupakan raja terbesar di zaman itu.
Anaknya Al-Makmun (813-833 M) meningkatkan perhatian pada ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, Al-Makmun mendirikan Bait Al-Hikmah sebagai pusat penerjemahan dan akademi yang mempunyai perpustakaan. Diantara cabang ilmu pengetahuan yang diutamakan dalam Bait Al-Hikmah ialah ilmu kedokteran, matematika, optika, geografia, fisika, astronomi dan sejarah disamping filsafat. Sekolah-sekolah juga didirikan. Pada pemerintahannya Baghdad mulai menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
Khalifah yang paling terakhir dari Dinasti Abbasiyah adalah Al-Mu’tashim Billah (1242-1258 M). Di masa pemerintahannya Baghdad dihancurkan oleh Hulagu Khan dari Mongol tahun 1258 M.
Perbedaan kedua Dinasti tersebut, jika Bani Umayyah merupakan masa ekspansi daerah kekuasaan islam. Bani Abbasiyah addalah masa pembentukan dan perkembangan kebudayaan dan peradaban islam, pada masa ini pula terjadi kontak antara islam dengan kebudayaan barat atau dengan Yunani Klasik yang terdapat di Mesir, Syiria, Mesopotamia dan Persia. Kontak dengan kebudayaan Barat itu membawa masa yang gemilang bagi islam.
Dalam bidang ilmu pengetahuan terkenal nama Al-Fazari sebagai astronom islam. Dalam optika, Abu Ali Al-Hasan Ibnu Al-Haitam. Dalam ilmu kimia, dikenal Jabir Ibnu Hayyan sebagai bapak kimia dan Abu Bakar Zakaria Ar-Razi. Dalam bidang fisika, Abu Raihan Muhammad Al-Baituni. Geografi tokoh nya Abu Al Hasan Ali Mas’ud. Yang terbesar dalam bidang kedokteran dan filsafat. Dalam ilmu kedokteran dikenal Ar-Razi dan menulis buku tentang penyakit cacar dan campak serta bukunya Al Hawi. Ibnu Sina (980-1037 M) selain filsuf juga seorang dokter yang menulis ensiklopedia Al-Qanun fi Ath-Thib (Canon of Medicine) dan Asy Syifa. Kemudian dalam bidang filsafat, nama-nama Al Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Rusyd sangat terkenal. Al Farabi menulis buku-buku dalam bidang filsafat, logika, kenegaraan, etika dan interpretasi tentang filsafat Aristoteles. Ibnu Rusyd atau Avveros lah yang banyak berpengaruh di Eropa dalam bidang filsafat, sehingga terdapat aliran yang disebut Averroisme.
Pada periode ini pulalah ilmu-ilmu yang bersangkutan dengankeagamaan dalam islam disusun. Dalam bidang hadits, tekenal nama Imam Muslim dan Imam Bukhari abad IX, dalam bidang fiqih atau hukum islam nama Malik bin Anas, Asy-Syafi’i, Abu Hanifah dan Ahmad bin Hambal, At-Tabari dalam bidang Tafsir, dalam bidang sejarah dikenal Ibnu Hisyam, dan sebagainya.
Perguruan tinggi yang didirikan di zaman ini antara lain Bait Al Khikmah di Baghdad dan Al-Azhar di Kairo. Begitupun dalam bidang arsitek dan seni mewujudkan gedung, masjid dan lukisan yang indah.
D.    Perkembangan Kebudayaan Islam pada masa tiga kerajaan besar
Tiga kerajaan besar yang dimaksud adalah Kerajaan Usmani di Turki, Kerajaan Safawi di Persia, dan Kerajaan Mughal di India.[6]
Sultan Muhammad Al Fatih (1451-1481 M) dari Kerajaan Usmani mengalahkan kerajaan Bizantium dengan menduduki Istanbul ditahun 1453 M. Di masa kejayaannya daerah kekuasaan kerajaan Usmani mencakup Asia Kecil, Armenia, Irak, Syiria, Hijaz serta Yaman di Asia, Mesir, Libiia Tunis serta Aljazair di Afrika dan Bulgaria, Yunani, Yugoslavia, Albania, Hongaria dan Rumania di Eropa. Pada abad ke-17 M timbul pemberontakan, seperti di Syiria, Lebanon. Di samping itu, terjadi pula peperangan dengan negara-negara tetangga seperti Venitia (1645-1664 M). Sultan-sultan di bawah kekuasaan Harem. Sementara di Eropa juga mulai timbul negara-negara yang kuat, sedangkan Rusia di bawah Peter yang Agung telah berubah pula menjadi negara maju. Dalam peperangan dengan negara-negara ini kerajaan Usmani mengalami kekalahan dan daerahnya di Eropa mulai diperkecil. Sehingga akhirnya, Kerajaan Usmani lenyap dan sebagai gantinya timbul Republik Turki di tahun 1924.[7]
Di Persia, muncul satu dinasti baru yang beraliran syi’ah kemudian menjadi sebuah kerajaan besar. Dinasti ini berasal dari seorang Sufi Syeikh Safiuddin (1252-1334 M) dari Ardabil diAzerbaijan. Cucunya Syah Ismail dapat mengalahkan dinasti-dinasti lain, hingga akhirnya Dinasti Safawi dapat menguasai daerah Persia. Di antara sultan-sultan besar yaitu dari Syah Ismail(1500-1524 M), Syah Tahmasp (1524-1576 M), Syah Abbasiyah (1557-1629 M).
Kerajaan Safawi mendapat  serangan dari Raja Afghan yang berfaham Sunni kemudian membentuk Dinasti Zand, tetapi ditentang oleh Dinasti Qajar dan akhirnya dapat mengalahkan Dinasti Zand.
Kerajaan Mungol di India didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530 M). Lahore jatuh dibawah kekuasaannya di tahun 1523 M dan tahun 1527 India Tengah dapat dikuasai.
Gedung-gedung bersejarah yang ditinggalkan periode ini antara lain Taj Mahal di Agra, Benteng Merah, masjid-masjid, istana-istana dan gedung-gedung pemerintahan di Delhi.
Ketika India yang kemudian menjadi jajahan Inggris, kekuatan militer dan politik islam semakin menurun. Perdagangan dan ekonomi islam juga jatuh dengan hilangnya monopoli dagang antara Timur dan Barat dari tangan mereka. Ilmu pengetahuan dalam keadaan stagnansi.
Akhirnya Napoleon tahun 1798 M berhasil menduduki Mesir, sebagai salah satu pusat islam terpenting. Kejadian ini menyadarkan umat islam bahwa di Barat telah timbul peradaban islam, dan merupakan ancaman bagi hidup islam sendiri.
E.     Perkembangan Kebuudayaan Islam pada Masa Modern (1800 M-Sekarang)
Periode ini merupakan zaman kebangkitan islam. Ekspdisi Napoleon berakhir tahun 1801 M, membuka mata dunia islam, terutama Turki dan Mesir, akan kemunduran dan kelemahan umat islam di samping kemajuan dan kekuatan Barat. Raja dan pemuka islam mulai berpikir dan mencari jalan untuk mengembalikan keseimbangan kekuatan yang telah puncang dan membahayakan bagi islam.[8]
Kontak islam dengan Barat sekarang sangat berlainan sekali dengan kontak islam dengan Barat ketika periode klasik. Pada periode klasik, islam sangat gemilang dan Barat sedang berada dalam kegelapan. Sedangkan pada masa modern ini, keadaan menjadi sebaliknya, islam tampak dalam kegelapan dan Barat tampak gemilang. Oleh karena itu, pada masa kini yang terjadi justru sebaliknya islam yang justru ingin belajar dari Barat, lantaran kemajuan-kemajuan bangsa-bangsa Barat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi serta peradaban.
Dengan demikian, timbullah apa yang disebut pemikiran dan aliran pembaruan atau modernisasi dalam islam. Pemuka-pemuka islam mengeluarkan pemikiran-pemikiran bagaimana caranya membuat islam kembali maju sebagaimana pada periode klasik. Usaha-usaha kearah itu pun mulai dijalankan di kalangan umat islam. Akan tetapi Barat juga semakin tambah maju.
Beberapa tokoh pembaru di kalangan dunia islam diantaranya : Muhammad bin Abdul Wahab di Arabia, Muhammad Abduh, Jamaluddin Al Afghani, Muhammad Rasyid Ridha di Mesir, dan masih banyak lagi yang lainnya.




[1] Drs. Nourouzzaman Shiddiqie, M.A, Pengantar Sejarah Muslim, Yogyakarta: Nur Cahaya, 1983, hlm.68
[2] Ibid
[3] Ahmad Al-Usairy, Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX, (Terjemahan dari At-Tarikh Al-Islami), cetakan keempat, Jakarta: Akbar, 2006, hlm. 4-8
[4] Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, op.cit.
[5] Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, I.
[6] Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, jilid I.
[7] Harun Nasution, ibid.
[8] Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, jilid 1, Jakarta: UI Press, 1985.

Minggu, 04 Januari 2015

contoh karya tulis ILMIAH PAUD


PENDIDIKAN ANAK USI A DINI (PAUD)
MAHARANI DUKUH MAJASEM DESA MOJOAGUNG
KECAMATAN PLANTUNGAN KABUPATEN
KENDAL
TAHUN PELAJARAN 2012/2013

KARYA TULIS























Disusun Oleh :
Nama : Islakhul Qonitah





BAB I
PENDAHULUAN

             Berdasarkan penelitian para ahli pendidikan mengungkapkan bahwamasa usia dini merupakan rentang usia kritis yang disebut dengan masa keemasan (golden age). Pada usia ini anak mulai peka atau sensitif untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual. Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentangSistem Pendidikan Nasional pada tanggal 8 Juli 2003 merupakan bukti komitmen pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan anak usia dini(PAUD). Pada Bab I pasal 1 butir 14 Undang Nomor 20 tahun 2003 menyebutkan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Kemudian dalam pasal 28 pada Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 itu menyebutkan secara tegasantara lain bahwa, pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar pendidikan anak usia dini diselenggarakan melalui . jalur pendidikan formal, non formal, dan/atau informal; pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal meliputi Taman Kanak-kanak, Raudatul Athfal,atau bentuk lain yang sederajat; pendidikan anak usia dini jalur pendidikan non formal mencakup Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, atau bentuk lain yang sederajat; dan pendidikan anak usia dini jalur pendidikaninformal berupa pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan. Anak usia dini memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias yang kuat terhadap segala sesuatu, memiliki sikap berpetualang dan minat yang kua tuntuk mengobservasi lingkungan. Pengenalan terhadap lingkungan disekitarnya merupakan pengalaman yang positif untuk mengembangkan minatkeilmuan anak usia dini. Melalui lingkungan dapat memperkaya wawasananak dalam proses pembelajaran. Belajar pada hakikatnya adalah suatu interaksi antara individu dan lingkungan. Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadapindividu dan sebaliknya individu memberikan respons terhadap lingkungan.Dalam proses interaksi itu dapat terjadi perubahan pada diri individu berupaperubahan tingkah laku. Dapat juga individu menyebabkan terjadinya perubahan pada lingkungan, baik yang bersifat positif maupun bersifat negatif. Hal ini menunjukkan, bahwa fungsi lingkungan merupakan faktoryang penting dalam proses pembelajaran.
Belajar akan lebih bermakna karenaanak berinteraksi langsung dengan lingkungan dan merangsang anak untuklebih banyak tahu hal yang ada di sekitarnya. . Tenaga kependidikan dalam pendidikan anak usia dini merupakan komponen yang sangat penting, karena perannya sangat menentukan berhasil tidaknya proses pembelajaran pada pendidikan anak usia dini. Pendidik maupun tenaga kependidikan PAUD harus memiliki kompetensi pribadi yang meliputi: beragama dan berbudi pekerti luhur; memiliki minat dan perhatian pada anak; sehat jasmani dan rohani; sabar dan menyenangkan; cukup cerdas; kreatif; memiliki komitmen tinggi; memahami perkembangan anak; cakap berkomunikasi dengan anak; dan berwawasan multi budaya. Di samping itu, pendidik atau tenaga kependidikan sebagai fasilitator dalam pelaksanaan pendidikan untuk anak usia dini harus mampu memberikan kemudahan kepada anak untuk mempelajari berbagai hal yang terdapat dalam hal belajar mengajarnya.
A.    Alasan pemilihan judul
Dalam pembuatan karya tulis ini, alas an pemilihan judul Penulis mengapa penulis mengambil judul PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KEC.PLANTUNGAN KAB.BATANG adalah karena alasan-alasan yang tersebut sebagai berikut :
1.      Karena letak PAUD MAHARANI dekat dengan tempat tinggal Penulis sehingga Penulis lebih mudah dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan, selain itu juga menghemat biaya dan waktu.
2.      Penulis ingin mengetahui perkembangan yang dicapai PAUD MAHARANI dari zaman berdirinya sampai sekarang karena Penulis merupakan anggota masyarakat dukuh Majasem Desa Mojoagung
3.      Penulis ingin mengetahui lebih lanjut tentang peranan PAUD MAHARANI bagi setiap masyarakat dukuh Majasem Desa Mojoagung

B.     Tujuan penulisan  karya tulis
Sesuai dengan judul yang telah dibuat dan disetujui diatas, Penulis mempunyai beberapa tujuan dalam penulisan karya tulis ini, antara lain:

1.      Memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Nasional (UN) Sekolah Menengah Atas (SMA) Wadhid Hasyim Tersono Batang.
2.      Untuk menambah wawasan bagi penulis serta mengembangkan kemampuan dan kreativitas yang ada pada diri Penulis
3.      Penulis dalam pengalaman langsung atau tidak langsung dalam memberikan informasi kepada masyarakat tentang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
4.      Penulis ingin mengetahui secara jelas dan lebih akurat mengenai perkembangan dan peranan PAUD MAHARANI  bagi dukuh majasem pada khususnya.

C.    Pembatasan Masalah
Dalam penulisan karya tulis ini, agar Penulis tidak terlalu luas dalam  membicarakan judul yang dikemukakan, Penulis perlu membatasi pengertian judul diatas, pembatasan masalah tersebut antara lain:
1.      Proses kegiatan di PAUD MAHARANI dukuh Majasem desa Mojoagung Kec.Plantungan Kab.kendal
2.      Masalah perkembangan dan peranan PAUD MAHARANI bagi mayarakat Dukuh Majasem Desa Mojoagung

D.    Metode pengumpulan data

Dalam penyusunan  karya tulis ini, Penulis mendapatkan data dengan beberapa cara, antara lain :
1.      Metode wawancara atau Interview
Yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan oleh Penulis dengan cara mengadakan wawancara langsung kepada Narasumber
2.      Metode pengamatan atau Observasi
Yaitu  metode pengumpulan data yang dilakukan oleh Penulis dengan cara mengadakan pengamatan langsung ke sumber data.

E.     sistematika penulisan karya tulis
Dalam penulisan karya tulis ini penulis telah menyusunya dengan sederhana dengan sistematika sebagai berikut :
            BAB 1 : Pendahuluan yang meliputi alasan pemilihan Judul, Tujuan Penulisan karya tulis, Pembatasan Masalah, Metode pengumpulan data, dan Sistematika Penulisan karya Tulis
BAB II            : Mengemukakan tentng Landasan Teori PAUD MAHARANI secara umum yang terdiri atas Riwayat singkat, Struktur Organisasi, Susuan Pengurus, serta Sarana dan Prasarana
BAB III          : Menjelaskan tentang Proses kegiatan di PAUD MAHARANI , keadaan murid dan sumber dana serta peranan PAUDMAHARANI bagi masyarakat Dukuh Majasem




BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Riwayat singkat
Pendidikan anak usia dini MAHARANI didirikan pada tanggal 8 Desember 2010 yang diprkarsai oleh PKK Dukuh Majasem yang bekerja sama dengan  Pemerintah Dukuh Majasem.PAUD MAHARANI pada awalnya masih berada dirumah penduduk dan pada waktu itulah proses belajar mengajar dimulai, yaitu pada tahun ajaran tahun 2010/2011.
Setelah itu, proses belajar mengajar dipindahkan ke TK WIRA PERTIWI dukuh majasem desa Mojoagung. Karena letak TK WIRA PERTIWI jauh dari penduduk maka proses pembelajaran dipindah lagi ke rumah penduduk agar lebih dekat dengan rumah warga.
Dan sampai sekarang pun PAUD MAHARANI proses belajar mengajarnya masih dirumah warga.
Latar berdirinya PAUD maharani yaitu permintaan dari masyarakat agar didirikan Pendidikan Anak Usia Dini sepaya anak-anak merka bisa lebih kreatif  dan lebih maju dan dapat menghasilkan anak yang mandiri. Karena anak-anak yang belajar di Pendiikan Anak usia dini jauh lebih mudah menerima pendidikan lanjutan tingkat Taman kanak-Kanak dibandingkan dengan anak-anak yang tidak mengikuti pelajaran ditingkat Pendidikan Anak Usia Dini.
Dalam hal ini, Pendidikan Anak Usia Dini beperan sangat penting bagi anak-anak pada khususnya dan warga masyarakat dukuh majasem pada umumnya.



B.     Struktur Organisasi
Struktur Oraganisasi PAUD MAHARANI  pada saat ini,yaitu tahun ajaran 2013/2014 adalah seperti bagan yang telah dirini sebagai berikut :
Penanggung jawab                  : Elis Prihatiningtyas, S.pd
Sekretaris                                :  Ahmad Muhyi , Slamet,S.pd
Bendahara                               : Sunarsih,A.Ma , Satimah
Seksi Kurikulum                     : Nanik Herlina , Siti khotimah
Seksi Sar-Pras                         : Istiqomah , Endang.S
Pendidikan                              : Elis prihatiningtyas, S.pd , Siti Fauziah , Istiqomah dan Ratna Listiani



C.    Susunan pengurus
Susunan pngurus di PAUD MAHARANI dukuh Majasem Desa Mojoagung, Kec.Plantungan Kab.kendal pada periode 2013/2014 sebagai berikut :
Pelindung        : Ibu Kepala Desa Mojoagung
Ketua              : Elis prihatiningtyas,S.pd
Kepala             : Elis prihatiningtyas,S.pd
Sekretaris        : Ahmad Muhyi, Slamet,S.pd
Bendahara       : Sunarsih,A.Ma , Satimah
Pendidik          : Elis Prihatiningtyas,S.Pd , Siti Fauziah , Istiqomah , Ratna Listiani
Dengan adanya susunan pengurus didalam sistem Kepengurusan PAUD MAHARANI ini, ditujukan supaya  dalam melaksanakan  system belajar mengajar bisa dapat berjalan dengan lancer. Terutama dalam bidang keuangan dan pembangunan-pembangunan yang akan dilakukan agar mempunyai system kepengurusan yang sudah dipilih dan diseakati oleh masyarakat (komite) pada umumnya dan para guru pada khususnya.

D.    Sarana dan Prasarana
Seperti halnya sekolah-sekolah atau PAUD lainya, pasti tidak lepas dari sarana dan prasarana yang membantu dalam proses belajar mengajar, Karen tanpa sarana dan prasarana tersebut proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan lancar.
























BAB III
JUDUL


A.    Proses kegiatan
Di dalam proses kegiatan belajar mengajar, selain keberadaan para murid, keberadaan sang guru juga sangat penting keberadaanya didalam proses belajar mengajar.Memang di dalam suatu sekolah, kualitas pendidikan bukan hanya ditentukan oleh guru, melainkan oleh mutu dari sarana dan prasarana serta factor-faktor eksternal lainya. Akan tetapi , pada akhirnya semua itu tergantung pada guru. Oleh karena itu, guru sangat terikat didalam rambu-rambu yang telah diterapkan secara nasional mengenai apa yang seharusnya dilakukan pengajar. Keadaan tenaga pengajarnya sudah cukup, karena sudah ada empat orang guru yaitu Elis prihatiningtyas,S.pd , Siti Fauziah, Istiqomah, dan Ratna Listiani.
Agar suatu sekolah mempunyai tenaga pengajar yang berkualitas dankompeten dalam sistem belajar mengajar, agar dapat berjalan dengan lancar dan baik, maka di PAUD MAHARANI ini sudah ditentukan bahwa setiap guru diwajibkan mampu meguasai semua materi dan permainan yang ada di dalam proses belajar mengajar.

1.      penerimaan murid baru
Penerimaan murid baru sudah merupakan rutinitas yang perlu bagi sekolahan yang dilaksanakan atau dilakukan pada awal tahun pelajaran. Dan biasanya dalam proses penerimaan murid baru tersebut, tiap-tiap sekolah sudah mempunyai criteria-kriteria dan persyaratan tertentu yang telah ditentukan oleh sekolah tersebut untuk menerima atau menolak alon murid baru. Di PAUD MAHARANI telah menetapkan beberapa criteria dan persyaratan untuk menerima murid-murid baru pada tahun ajaran 2012/2013. kriteria dan persyaratan tersebut antara lain :
1. umur kurang lebih 2-4 tahun
2. sehat jasmani dan rohani
3. foto kopi akta kelahiran
4. uang pendaftaran Rp 5000
Terlepas dari itu semua,proes penerimaan murid baru dapat juga dijadikan sebagai tolokukur kepercayaan masyarakat, karena semakin banyak  masyarakat yang menyekolahkan anaknya disekolah tertentu, maka semakin besar kepercayaan terhadap sekolah tersebut. Begitu juga dengan PAUD MAHARANI, semakin banyak masyarakat dukuh majasem kepada PAUD MAHARANI dan begitu pula sebaliknya, apabila masyarakat dukuh Majasem yang menyekolakan puta-putrinya di PAUD MAHARANI sedikit, maka kepercayaan yang diberikan masyarakat kepada PAUD MAHARANI untuk mendidik putra-pitrinya kurang. Namun dari kepercayaan itu, sekolah harus mengimbanginya baik dari para guru maupun pengurus sekolah tersebut. Agar masyarakat dan sekolah sama-sama mendapatkan keuntungan dan tidak ada salah satu yang dirugikan.

2.      Perangkat sekolah
Seperti sekolah atau Pendidikan anakusia dini lainya, perangkat pengajar itu sangat penting pengaruhnya, karena sangat membantu guru atau pengajar untuk menerngkan sesuatu kepada siswa. Apalagi biasanya anak-anak yang masih seumuran anak PAUD itu belum mengerti apa-apa. Sehingga keberadaan perangkat pengajar sangat berarti sekali bagi guru dan para murid.
Perangkat pengajar yang ada di PAUD MAHARANI adalah seperti gambar-gambar binatang, tumbuhan, angka-angka dan huruf-huruf, puzzle, gambar pengenalan tempat-tempat ibadah, dan lain-lain.

3.      system pengajaran
Dalam system pengajaran, antara PAUD satu dengan PAUD yang lain itu berbeda-beda. Secara umum, system pengajaran adalah cara yang diakukan oleh guru atau pengajar untuk mendidik murid-muridnya,sehingga pendidikan dapat berjalan dengan baik, dan dalamhal ini setiap pengajar dalam menggunakan system pengajaranya pasti tidak sama.

Didalam PAUD MAHARANI system pengajaran yang dilakukan antara lain sebagai berikut:
a.      kegiatan belajar mengajar (KBM)
Kegiatan belajar mengajar di PAUD MAHARANI dilaksanakan hanya hari rabu dan minggu pagi yang dilakukan dari jam 07.30-10.00, kadang tiga jam, kadang dua jam (tergantung kegiatan), dan pada waktu hari libur dikalender proses belajar mengajar masih dilaksanakan atau tidak diliburkan kecuali hari-hari yang sanagat penting misalnya hari raya idul adha dan hari raya idul fitri. Setiap harinya PAUD MAHARANI hanya diadakan satu kali istirahat, yaitu selama 30 menit. Dan untuk lebih jelasnya, penulis akan menuliskan rutinitas kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh PAUD MAHARANI, yaitu sebagai berikut:
- kegiatan awal            : 30 menit
- kegiatan inti              : 30 menit
- istirahat                     : 30 menit
- Kegiatan akhir          : 30 menit
Di PAUD MAHARANI juga biasanya mengadakan makan bersama, yang dilakukan setiapdua minggu sekali, murid-murid hanya membawa nasi yang sudah disediakan dari rumah dan lauk pauknya biasanya disediakan oleh guru. Dan makan bersama itu biasanya dilakukan sehabis jalan-jalan atau olahraga.
b.      Belajar menyanyi
Didalam setiap pengajaran, pengajar bersama engan murid-murid belajar bernyanyi. Biasanya lagu yang dinyanyikan adalah lagu yang bertema keriangan dan lagu-lagu wajib. Tetapi, selain itu murid-murid juga diajari belajar surat-surat pendek dan membaca doa’a-do’a. karena walaupun PAUD MAHARANI adalah sekolah umum, tetapi mayoritas murid-muridnya beragama islam.

c.       Belajar mengenal,menulis, dan membaca huruf-huruf serta angka
dalam hal ini,murid-murid diperkenalkan satu-persatu dengan huruf-huruf dan angka, serta gambar gambar, dalam proses belajar mengajar siswa PAUD belum diajarkan menulis suatu kata-kata atau kalimat, hanya diajarkan menulis huruf dan mempertebal gambar serta mewarnai gambar. Sehingga pada saat mereka kelak memasuki tingkat sekolah yang lebih tinggi,mereka sudah paham sedikit demi sedikit.

d.      Belajar keterampilan
Seperti yang telah kita ketahui bahwa anak-anak cenderung lebih suka berkreasi dan berimajinasi dalam belajar dibandingkan menghafal ataumempelajari suatu hal yang sifatnya teoritis. Jadi PAUD MAHARANI juga melakukan system belajar keterampilan seperti belajar membuat perahu dari kertas, belajar mewarnai, menggambar, dan sebagainya agar pikiran anak tidak selalu jenuh setiap menerima pelajaran.
e.       olahraga
Disetiap sekolahan yang berdiri, selain kegiatan belajar mengajar seperti yang telahh dituliskan oleh penulis diatas, yaitu belajar menyanyi, emnulis, membaca, dan keterampilan yang dilakukan diruangan yang bersifat teoritis. PAUD MAHARANI juga mengadakan kegiatan yang diluar ruangan, yaitu olahraga. Di PAUD MAHARANI ini, pelajaran olahraga biasanya dilakukan dua minggu sekali seperti senam dan merapikan barisan dan bernyanyi bersama.

B.     keadaan murid dan sumber dana
1.      keadaan murid
Agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, ditiap-tiap sekolah harus mempunyai ketiga unsure dibawah ini, anatara lain:
-murid
-tenaga pengajar atau guru, dan
-pengurus
Dan ketiga unsur tersebut harus saling berhubungan satu sama lain. Sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar.
Begitu juga dengan keadaan murid di PAUD MAHARANI, bila dilihat dari segi jumlahnya memang tidak stabil dari tahun ke tahun. Kadang-kadang jumlahnya banyak dan kadang-kadang jumlahnya sedikit. Menurut penuturan dari narasumber, jumlah murid di PAUD MAHARANI kurang lebih ada  30 anak. Sejak berdirinya yaitu tahun 2010 sampai sekarang jumlah murid yang telah diluluskan oleh PAUD MAHARANI adalah sejumlah 100 siswa lebih.
Keadaan murid di PAUD MAHARANI sangat baik, karena didalam proses belajar mengajar selalu megutamakan kualitas fasilitas dan mutu, sehingga murid-muridnya mudah untuk memahami dan mengetahuinya, maka merea akan segera menanyakan hal tersebut kepada guru. Mereka juga dididik untuk belajar bersama baik di sekolah maupun di rumah. Sehingga mereka dapat melatih rasa kebersmaan dan kekompakan diantara satu murid dengan murid lainya. Serta melatig rasa solidaritas yang tinggi.

2.      sumber dana
Dana pada dasarnya merupakan bagian yang penting dalam segala kegiatan,karena dana berperan sangat penting dalam menunjang semua jenis kegiatan yang dilaksanakan oleh warga masyarakat. Begitu juga dalam kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di PAUD MAHARANI ini, dana juga termasuk dalam bagian yang sangat penting. Adapun dana yang diperoleh di PAUD MAHARANI di dapat dari dua unsure yaitu dari siswa dan sumbangan, baik masyarakat maupun pemerintah. Dana dari pemerintah yaitu berupa dana-dana yang diberikan oleh pemerintah kepada PAUD-PAUD atau sekolah-sekolah.
Dari masyarakat dan perangkat desa juga ikut berperan serta dan memberikan bantuan kepada PAUD MAHARANI sehingga dapat ikut meningkatkan kemajuan dari PAUD MAHARANI.
Tetapi, walaupun begitu sebenarnya peranan siswa dan orang tua atau wali murid dalam pengadaan dana merupakan sumber yang paling utama, dana dari siswa itu antara lain:
a.      Uang BP3]
Uang BP3 tersebut diperoleh dari bantuan orang tua siswa yang diberikan kepada sekolah secara rutin tiap bulan. Di PAUD MAHARANI ini, tiap tahunya pasti mengeluarkan majalah yang besar biayanya atau pembayaran yang telah digabungkan dengan uang BP3. dan pada tahun ajaran 2010/2011 uang BP3 yang harus dibayarkan oleh orang tua murid adalah Rp.6000. Tetapi, karena kebutuhan manusia selalu bertambah banyak dan meningkat serta bertambah mahal, jadi uang BP3 di PAUD MAHARANI biasanya berubah-ubah setiap tahunya dan biasanya bertambah mahal, begitu juga dengan harga majalahnya.





b.      Biaya dan lain-lain
Seperti halnya sekolah-sekolah yang lain, disetiap siswa yang lulus atau naik ke jenjang yang lebih tinggi, PAUD MAHARANI juga mengadakan uang kenang-kenangan yang diberikan kepada siswa PAUD MAHARANI yang telah lulus. Biaya kenang-kenangan ini biasanya digunakan untuk membeli benda-benda yang diperkirakan bisa menambah kemajuan sekolah dan para murid di PAUD MAHARANI ini, sebagai kenang-kenangan dari para murid yang telah lulus. Dan diharapkan kenang-kenangan tersebut bisa digunakan dengan sebaik-baiknya.Di PAUD MAHARANI ini, setiap satu tahun sekali juga diadakan acara pariwisata bersama. Sehingga dapat menambah wawasan anak-anak. Pariwisata yang diadakan oleh PAUD MAHARANI setiap tahunya pasti berubah atau berpindah tempat. Tetapi yang sering digunakan sebagai objek daerah tujuan adalah semarang.
JANGAN LUPA KLIK LINK: https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=2483294372976880822#allposts/src=sidebar

C.    Peranan paud maharani bagi masyarakat dukuh majasem
1.      keberadaan PAUD secara umum
Keberadaan PAUD maharani mempunyai peranan yang sangat penting bagi masyarakat dukuh majasem desamojoagung, karena PAUD MAHARANI sebagai pencetak generasi penerus yang berkualitas, berguna bagi nusa,bangsa, serta agamanya. Dan itu semua dapat tercapai apabila ditunjang oleh seorang guru yang benar benar tulus dan sabar dalam memberi pengajaran dan penalaran kepada anak-anak didiknya, karena biasanya anak-anak kecil masih mempunyai sifat cengeng, bandel, dan rewel. Oleh karena itu, seorang guru  PAUD harus orang-orang yang benar-benar memiliki sifat yang sabar. Sselain itu, setiap sekolahan juga mempunyai tanggung jawab yang besar untuk dapat menciptakan anak-anak yang berguna, yang mana anak itu dititipkan oleh orang tuanya kepada sekolahan. Begitu pula dengan PAUD MAHARANI mendapat kepercayaan sekaligus tanggung jawab dari masyarakat Dukuh Majasem yang mana tanggung jawab itu harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Ditempat itulah para pengajar  juga mengemban tanggung jawab untuk mendidik dan mengajar anak-anak dengan sebaik-baiknya. Sedangkan tujuan dari mendidik dan mengajar anak-anak yang tingkatnya masih rendah itu adalah agar anak-anak tersebut mau bersopan santun terhadap Orang Tua, Guru dan teman-teman, serta menjadi anak yang pintar dan menjadi manusia yang disiplin.


2.      Peranan masyarakat
Perkembangan-perkembangan yang telah dicapai oleh paud maharani dari awal sampai sekarang memang tidak lepas dari peranan masyarakat. Karena memang paudmaharani juga berdiri di tengah-tengah masyarakat desa yang masih asri. Untuk kemajuan paudmaharani selain guru dan para pengurus serta organisasi,masyarakat dukuh majasem juga ikut bereran mengurusi paud maharani, seperti mau menjaga kebersihan di lingkungan sekitar paud maharani dan apabila bermain pada saat diluar jam belajar atau liburan mereka mau menjaga dan tidak boleh merusak benda-benda dihalaman paud maharani.Tanpa masyarakat yang mau berperan serta dalam membangun paud maharani ini, mungkin tidak akan pernah berdiri paud maharani di dukuh majasem. Masyarakat dukuh majasem pada umumnya menyambut dengan gembira terhadap berdirinya paud maharani sehingga paud maharani mendapat tanggung jawab yang besar yang iberikan oleh masyarat, dan paud maharani harus menjalankanya dengan baik dan sungguh-sungguh.

3.      Perkembangan yang dicapai
Sejak awal berdirinya PAUD MAHARANI, yaitu tahun 2010 sampai sekarang yaitu 2014 telah mengalami banyak perkembangan yang terjadi di PAUD MAHARANI diantaranya yaitu fasilitas-fasilitas Paud maharani yang sekarang sudah memadai karena yang telah lamanya PAUD MAHARANI didirikan.

D.    Prospek
Tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan Tap MPR/II/MPR/1988(GBHN) adalah untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan nasional juga harus menumbuhkan dan memperdalam cinta terhadap tanah air serta mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan nasional. Sejalan dengan itu, dikembangkan iklim belajar mengajar yang sangat menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri. Dengan demikian, pendidikan nasional akan mewujudkan manusia-manusia yang dpat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan tanah air Indonesia.
Maka,tepat sekali apabila dukuh majasem mendirikan system pra sekolah melalui pendidikan taman sekolah atau PAUD. Karena keberadaan PAUD MAHARANI telah diakui oleh masyarakat dukuh Majasem dan sudah dikenal. Hal ini membuktikan bahwa PAUD MAHARANI sudah mengalami beberapa perkembangan yang dicapai, sehingga dapat mendorong PAUD MAHARANI untuk tetap berdiri dan lebih meningkatkan kualitas belajar mengajarnya.
Dan diharapkan, PAUD MAHARANI untuk kedepanya akan selalu exist dalam segala hal.






BAB III
KESIMPULAN

Seorang anak yang baru lahir, ia masih berada dalam keadaan lemah, naluri dan fungsi-fungsi fisik maupun psikisnya belum berkembang dengan sempurna. Hal yang dibutuhkan anak agar tumbuh menjadi anak yang cerdas adalah adanya upaya-upaya pendidikan sepertiu terciptanya lingkungan belajar yang kondusif, memotivasi anak untuk belajar, dan bimbingan serta arahan kearah perkembangan yang optimal. Dengan begitu menumbuhkan kecerdasan anak yaitu mengaktualisasikan potensi yang ada dalam diri anak.
Masa usia dini merupakan Periode emas yang merupakan periode kritis bagi anak, dimana perkembangan yang diperoleh pada periode ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan periode berikutnya hingga masa dewasa. Sementara masa emas ini hanya datang sekali, sehingga apabila terlewat  berarti habislah peluangnya. Untuk itu pendidikan untuk usia dini dalam bentuk  pemberian rangsangan-rangsangan (stimulasi) dari lingkungan terdekat sangat diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan anak.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Ditinjau dari psikologi perkembangan, usia 6-8 tahun memang masih berada dalam rentang usia 0-8 tahun. Itu berarti pendidikan yang diberikan dalam keluarga maupun di lembaga pendidikan formal haruslah kental dengan nuansa pendidikan anak usia dini, yakni dengan mengutamakan konsep belajar melalui bermain.



DAFTAR PUSTAKA

M. Taqiyuddin. (2005). Pendidikan Untuk semua (Dasar dan Falsafah Pendidikan Luar Sekolah). Cirebon: STAIN Cirebon Press.
Purwanto. Ngalim. (2006). Ilmu pendidikan teoretis dan praktis. Bandung: Rosda
Gunawan, Ari. (1995). Kebijakan-kebijakan Pendidikan. Jakarta: PT. Rhineka Cipta
Tilaar. (1992). Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: Rosda
Latif, Abdul. (2007). Pendidikan Berbasis Nilai Kemasyarakatan. Bandung: Reflika Aditama
Nurihsan, Juntika, 2007. Perkembangan Peserta Didik, Bandung : Sekolah Pasca Sarjana UPI
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_anak_usia_dini
http://qeeasyifa.multiply.com/journal/item/61/MEMAHAMI_PENDIDIKAN_ANAK_USIA_DINI
http://www.tabloid-nakita.com/artikel2.php3?edisi=07327&rubrik=topas
http://eldiina.com/index.php?option=com_content&task=view&id=29&Itemid=1
www.akhmadsudrajat.wordpress.com